Minggu, 25 Desember 2011

PROPRIOCEPTIF NEUROMUSCULAR FASILITATION (PNF)


Definisi PNF (PROPRIOCEPTIF NEUROMUSCULAR FASILITATION)       

          PNF memiliki pengertian yang mendasar. Dari kata Fasilitation atau fasilitasi dapat di artikan mempermudah atau membuat mudah. Fasilitasi ditujukan pada reaksi atau respon neuromuscular dengan jalan memberikan suatu stimulus dari luar/perifer terhadap saraf aferen khusus yang propriosensor. Dengan demikian arti PNF adalah fasilitasi respon neuromuskular melalui propriosensor.

Prinsip Dasar Pnf

          Prinsip dasar PNF adalah prinsip yang mendasari teknik pelaksanaan PNF yang harus ada pada setiap penerapan teknik PNF. Adapun prinsip dasar PNF adalah :

·         Optimal resisten
·         Manual kontak
·         Stimulasi verbal
·         Timbal balik visual
·         Body mekanik
·         Traksi dan aproksimasi
·         Irradiasi
·         Reinforcement
·         Komponen gerak

Pola Gerakan Pnf Pada Lengan

  1. Fleksi – abduksi – eksorotasi
  2. Fleksi – abduksi – eksorotasi dengan elbow fleksi
  3. Fleksi – abduksi – eksorotasi dengan elbow ekstensi
  4. Ekstensi – adduksi – endorotasi
  5. Ekstensi – adduksi – endorotasi dengan elbow fleksi
  6. Ekstensi – adduksi – endorotasi dengan elbow ekstensi
  7. Fleksi – adduksi – eksorotasi
  8. Fleksi – adduksi – eksorotasi dengan fleksi elbow
  9. Fleksi – adduksi – eksorotasi dengan ekstensi elbow
  10. Ekstensi – abduksi – endorotasi
  11. Ekstensi – abduksi – endorotasi dengan fleksi elbow
  12. Ekstensi – abduksi – endorotasi dengan ekstensi elbow

TUJUAN TERAPI LATIHAN : “MOBILITAS DAN FLEKSIBILITAS”

          Mobilitas dan fleksibilitas untuk jaringan kontraktil dan non kontraktil serta sendi adalah penting untuk gerakan fungsional normal. Jika gerakan normal terbatas/terhambat karena adanya penyakit atau trauma pada jaringan lunak dan sendi (timbul nyeri, imflamasi atau kelemahan) maka akan terjadi adaptasi pemendekan (tightness) pada jaringan lunak dan sendi, akan mengganggu mobilitas dan fleksibilitas.
         
         Jaringan lunak terdiri atas jaringan kontraktil dan non-kontraktil, yaitu otot, jaringan konnectif dan kulit. Otot memiliki unsur kontraktil dan elastis, dapat memendek ketika berkontraksi dan relax setelah kontraksi serta dapat diulur secara pasif, jika immobile dalam waktu lama maka fleksibilitasnya akan hilang dan terjadi adaptasi pemedekan, dikenal dengan “Kontraktur”.
         
          Untuk mengembalikan fleksibilitas penuh, maka perlu diperhatikan unsur neurofisiologi otot (fungsi muscle spindle dan golgi tendon organ), proses relaksasi dan unsur elastis pasif dari otot, bentuk terapi latihannya adalahnya Pasif/aktif streching, Contract Relax + Streching, Hold rilex + Streching. Jaringan konnektif utamanya tersusun oleh jaringan collagen, akan memanjang secara perlahan jika diulur dan akan beradaptasi memendek jika di immobilisasi, jika terjadi injury (luka) maka selama proses penyembuhan akan terbentuk jaringan konnektif yang padat, disebut “scar”.
          Immobilisasi dalam waktu yang lama harus dihindari, untuk mencegah formasi jaringan fibrotik yang yang padat dan kontraktur yang menetap, bentuk terapi latihannya adalah pasif streching dan mobilisasi sendi. Mobilitas atau fleksibilitas normal kulit harus juga dipelihara untuk menghasilkan gerakan normal, ketika terjadi jaringan parut (scar tissue) setelah luka bakar, tergores atau tercabik maka akan berkembang tightness pada kulit dan menyebabkan keterbatasan gerak, bentuk terapi latihannya adalah aktif/pasif exercise lebih awal untuk meminimalkan tightness.
Mobilitas Sendi
          Untuk menghasilkan gerakan normal diperlukan kinematik sendi yang sesuai, perlu laxity kapsul yang cukup untuk menghsilkan gerakan normal roll-slide, adanya pemendekan atau kekakuan kapsul sendi akan membatasi gerakan, bentuk terapi latihannya adalah mobilisasi sendi.

POLA GERAKAN PNF PADA TUNGKAI

          • Fleksi – abduksi – endorotasi           • Fleksi – abduksi – endorotasi dengan knee fleksi           • Fleksi – abduksi – endorotasi dengan knee ekstensi           • Ekstensi – adduksi – eksorotasi           • Ekstensi – adduksi – eksorotasi dengan knee fleksi           • Ekstensi – adduksi – eksorotasi dengan knee ekstensi           • Fleksi – adduksi – endorotasi           • Fleksi – adduksi – endorotasi dengan knee fleksi           • Fleksi – adduksi – endorotasi dengan knee ekstensi           • Ekstensi – abduksi – eksorotasi           • Ekstensi – abduksi – endorotasi dengan knee fleksi           • Ekstensi – abduksi – eksorotasi dengan knee ekstensi           • Ekstensi – abduksi – eksorotasi dengan knee fleksi

TEKNIK KHUSUS PNF

       1. Hold Rileks
Kasus        :
keterbatasan gerak/ROM sendi lutut  
Pelaksanaan :
          penderita tengkurap dengan lutut fleksi. Fisioterapi disamping penderita, satu tangan pada sendi lutut, tangan yang lain dibagian distal sendi pergelangan kaki. Penderita diperintahkan menggerakkan sendi lututnya ke ekstensi sebatas ROM yang ada melawan tahanan yang diberikan fisioterapis secara optimal pada posisi tersebut selama 8 hitungan, hingga terjadi isometric kontraksi selama 8 detik satu kali gerakan dan rileks. Diulang 3-4 kali, setelah itu penderita disuruh menggerakkan lututnya kearah ekstensi sekuat mungkin diikuti pemberian force passive movement kearah ekstensi lutut ketika pasien rileks.

Tujuan:
       mengulur m. hamstring, memperkuat hamstring dan m. quadriceps. Latihan diulang 5-6 kali setiap terapi.

       2. Kontraks rileks
Kasus        :
keterbatasan sendi lutut  
Pelaksanaan :
          penderita tengkurap dengan lutut fleksi, fisioterapis disamping penderita, satu tangan pada sendi lutut dan tangan yang lain pada bagian distal ankle joint. Lalu penderita disuruh menggerakkan sendi lututnya kea rah ekstensi sebatas ROM yang ada , lalu pasien disuruh menggerakkan sendi lututnya ke arah fleksi dengan melawan tahanan fisioterapis sehingga terjadi isotonic kontraksi kea rah fleksi lutut yang dilakukan 3-4 kali, kemudian penderita disuruh menggerakkan lututnya kea rah ekstensi agar m. hamstring rileks sepenuhnya. Lalu penderita melakukan gerakan ekstensi lutut sekuat mungkin agar m. quadriceps berkontraksi maksimal, lalu fisioterapis memberikan force passive movement ke arak ekstensi.

Tujuan :
          mengulur dan memperkuat hamstring dan menambah ROM ekstensi dan memperkuat koordinasi gerakan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar